Tenaga Ahli Semakin Bertambah Karena Banyaknya Pembangunan Sarana dan Prasarana di Berbagai Daerah
Indonesia sangat dikenal sebagai suatu negara dengan pulau-pulau yang luas dan banyak. Datu pulau diisi oleh belasan hingga puluhan kota dan puluhan hingga ratusan juta penduduk, yang disebut masyarakat. Dengan padatnya masyarakat Indonesia, pemerataan pembangunan tentu menjadi suatu kekhawatiran, yang selanjutnya merambat pada kekhawatiran terhadap pendidikan. Pembangunan yang tidak merata sangat mempengaruhi aspek-aspek seperti pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan yang lain. Hal-hal tersebut tentu saja sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut. Hal yang menjadi kekhawatiran terbesar saat ini yaitu masalah pendidikan di daerah terpencil yang masih sangat kurang dan jelas jauh tertinggal dari pendidikan di daerah-daerah besar.
Hal pendidikan yang masih jauh tertinggal ini bukan hal yang disengaja, melainkan dikarenakan akses masuk ke daerah terpencil yang masih sangat sulit, menyebabkan sedikit sekali tenaga ahli/ tenaga pendidik untuk menyalurkan ilmu di daerah tersebut. Di daerah terpencil tersebut, masih banyak anak SD yang belum bisa membaca dan menulis, diikuti dengan kemampuan psikomotor dan kognitif yang jauh tertinggal dari anak SD di perkotaan dengan pembangunan yang merata. Hal lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan di daerah terpencil yaitu terbatasnya akses teknologi. Hanya sedikit masyarakat yang dapat mengakses teknologi modern, seperti handphone maupun televisi di daerah tersebut.
Akibat tertinggal dengan perkembangan tenologi, sulit pula bagi pelajar di daerah tersebut mengakses sumber pembelajaran lain yang tidak diajarkan di sekolah. Terlebih lagi kini zaman sudah modern, hal apapun dapat dilakukan secara online. Menanggapi masalah ini, pemerintah memutuskan untuk membantu maryarakat/ pelajar- pelajar di daerah terpencil untuk mengaplikasikan/ memanfaatkan perkembangan IPTEK. Hal ini membantu tenaga- tenaga pendidik untuk dapat mengulurkan tangan dan berbagi ilmu pada pelajar-pelajar di daerah terpencil.
Bukti nyata dari hal tersebut yaitu program “Sekolah Untuk Semua” yang dijalankan di daerah pedalaman Papua. Program ini memanfaatkan teknologi modern untuk membantu pelajar-pelajar di daerah pedalaman untuk belajar secara daring, mempelajari hal-hal yang belum/ kurang diajarkan di sekolah. Pembelajaran secara daring ini diisi oleh tenaga-tenaga pendidik ahli, sehingga kualitas pendidikan di daerah pedalaman Papua dapat pelan-pelan dan secara bertahap meningkat.
Selain program pemerintah, perkembangan teknologi memampukan pelajar-pelajar di daerah pedalaman untuk dinotis deh masyarakat lainnya. Salah satu contoh perkembangan yang sangat bermanfaat yaitu platform media sosial. Video-video yang beredar di media sosial jika sampai di tangan audiens yang tepat, dapat membantu kesulitan yang ada. Buktinya yaitu influncer Jerome Polin dan Erica Pelukis. Keduanya langsung datang ke daerah pedalaman di Papua untur meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
Jerome Polin dan group teman-temannya, Waseda Boys datang langsung ke sekolah-sekolah di Papua dalam untuk mengajarkan pelajaran dan keterampilan. Meskipun bukan dalam jangka waktu yang panjang, aksi mereka membawa harapan bagi pelajar-pelajar di daerah terrebut dan menunjukkan pada pelajar bahwa mereka masih dapat mengejar ketertinggalan. Aksi mereka juga membawa influencer- influencer dan tokoh publik untuk lebih memperhatikan isu pendidikan dan pembangunan di daerah terpencil.
Sudah diberi pendidikan soft skill dan hard skill, keni Erica Pelukis memberi bantuan membangun sekolah di daerah Papua dalam. Melihat kondisi sekolah-sekolah yang kurang layak/ nyaman untuk berajar, Erica membangun sekolah untuk pelajar-pelajar, dengan memanfaatkan “waste” di daerah tersebut. Selain membantu meningkatkan kualitas belajar, Erica juga membantu meningkatkan kualitas lingkungan.
Sebagai individu dan masyarakat, hal yang bisa kita lakukan dalam menanggapi hal ini yaitu untuk tidak menolak perkembangan IPTEK, agar kita tidak tertinggal dari negara-negara lain. Sebagai seorang yang mampu dan tidak berkurangan, kita bisa mengulurkan tangan membantu sebisa kita dan tidah menilai/ menjuri yang masih tertinggal dari kita. Sebagai pemerintah, diharapkan pemerintah dapat lebih memperhatikan pembangunan di daerah terpencil dan memperbaiki—meningkatkan kualitas sarana dan prasarana di daerah tersebut.