Jessica Ashley Chandra Suwignyo/XII MIPA 8/18
Jessica Edelyne Logamarta/XII MIPA/19

Evaluasi
Squid Game Season 2 adalah rilisan kedua atau sekuel dari serial Squid Game yang dirilis pada tahun 2021 oleh Netflix. Squid Game ini disutradarai oleh Hwang Dong Hyuk dan sekuel ini rilis pada 26 Desember 2024 di Netflix. Dibintangi kembali oleh Lee Jung-jae dan Lee Byung Hun, Squid Game Season 2 melanjutkan kisah jerih payah Gi-Hun untuk menghentikan permainan Squid Game untuk selamanya. Cerita serial yang akan dilanjutkan pada Squid Game Season 3 menempatkan karakter dan naluri manusia sebagai pusat cerita Squid Game, bagaimana semua karakter terjebak dengan ilusi kehidupan yang lebih baik, dan cukup ironi bahwa orang-orang di dunia nyata tidak menangkap maksud dari serial ini.
Sinopsis
Squid Game season 2 melanjutkan kisah menegangkan dari musim pertama, tepatnya setelah Gi-hun berhasil menang Squid Game. Ia bisa keluar dengan selamat dan membawa pulang 45,6 miliar won Korea. Namun, kemenangan itu ternyata membuat Gi-hun marah. Ia menjadi tidak tenang usai mengetahui dan melewati berbagai peristiwa tragis yang terjadi di dalam arena Squid Game. Pengalaman tragis itulah yang membulatkan tekad Gi-Hun untuk menghentikan permainan Squid Game. Di sisi lain, permainan maut Squid Game itu ternyata kembali digelar. The Frontman (Lee Byung-hun) ikut hadir sebagai game master yang mengelola jalannya permainan.
Pertandingan itu ternyata sampai ke telinga Gi-hun. Dengan segala risiko, ia nekat untuk kembali mengikuti Squid Game meskipun mengetahui apa yang mungkin terjadi padanya dengan misi baru. Gi-hun lalu bergabung dengan ratusan peserta lainnya, kembali berperan sebagai partisipan 456. Tetapi Frontman juga memiliki rencana sendiri setelah melihat Gi-Hun berupaya menghentikan permainan dari dalam. Puncak konflik mencapai titiknya saat terjadi pemberontakan bersenjata yang dipimpin oleh Gi-Hun. Menggunakan identitas palsunya sebagai Young-il, Frontman mengkhianati partisipan dan membunuh Jung-bae, meninggalkan impian dan Gi-Hun sendirian. Squid Game Season 2 bukan hanya melanjutkan kisah penuh ketegangan dan aksi, tetapi juga menggambarkan realitas sosial dan ketidakadilan yang ada di dunia nyata, mengajak penonton untuk berpikir tentang apa yang terjadi ketika pilihan kita hanyalah ilusi yang diciptakan oleh pihak yang lebih berkuasa.
Deskripsi
Salah satu aspek yang disajikan dengan baik disini adalah penokohan setiap karakter yang menunjukkan sifat manusia secara gamblang. Terlihat dari bagaimana voting menjadi pusat cerita dalam Squid Game Season 2, bahwa setiap karakter mempunyai “pilihan” untuk keluar dari game, “pilihan” untuk melupakan game dan melanjutkan hidup, namun kenyataannya banyak tokoh dalam serial tersebut yang memilih untuk mengikuti game meskipun mereka telah melihat bagaimana partisipan terbunuh dengan keji jika gagal. Penyajian “pilihan” dalam serial dapat dilihat juga dalam penokohan “The Recruiter” yang disajikan dengan akting yang menegangkan dan menghayati.
“The Recruiter” jelas sudah hidup jauh lebih mapan dibandingkan partisipan Squid Game, namun dia masih saja menyempatkan untuk membuat semacam permainan bagi tunawisma untuk memilih antara sepotong roti atau selembar kartu lotre. Memainkan “pilihan” mereka, mengetahui bahwa mereka akan lebih memilih untuk berjudi dan menaruhkan segalanya untuk 1 hadiah besar dibandingkan kebutuhan genting saat itu. Bahkan serial ini berhasil memutarbalikkan pandangan, dengan memberikan relevansi bahwa sama seperti “partisipan” Squid Game, alasan dia melakukan semua itu terletak pada ilusi pilihan. Implikasi bahwa The Recruiter juga terjebak dalam sistem yang mengekangnya, dan bahwa semua game yang dia ciptakan adalah salah satu cara untuk dia merasa dalam kontrol.
Squid Game tidak melabeli karakternya “baik” dan “jahat”, “hitam” atau “putih”. Mereka adalah manusia, yang terjebak dalam kondisi yang memaksa mereka untuk bertahan hidup, pilihan mereka tentulah berantakan, tidak secantik seperti karakter fiksi penulis pada umumnya sering labelkan. Pertanyaan seperti mengapa Gi-Hun, yang sudah sangat mengetahui bahaya game dan memenangkan uang banyak memutuskan untuk kembali dapat dikoneksikan dengan sifatnya yang dulu adalah seorang penjudi, yang artinya Gi-Hun sering membuat keputusan gegabah tanpa memikirkan dampak jangka panjang. Memiliki empati juga dapat berjalan dengan sifat bahwa Gi-Hun ingin aksinya setidaknya membawa perubahan, layaknya “hero” yang kelak berhasil menghentikan permainan berdarah.
Frontman, yang seharusnya menjadi tokoh antagonis dan menjadi tokoh jahat dalam serial juga mendapatkan momen yang “memanusiakan” dia, seperti pada saat Frontman yang ikut bersorak dan merayakan keberhasilan tim saat mereka berhasil, padahal dia sendiri yang merancang semua game mematikan ini dan mengharapkan semua partisipan gagal dan melanjutkan status quo game. Director jelas lebih berfokus pada penokohan karakter dan bagaimana mereka bereaksi pada game yang memberikan ilusi bahwa hidup mereka bisa menjadi lebih baik, lebih kaya dengan mengikuti game mematikan dan berusaha “menang”. Mungkin orang mengatakan suspensi original yang ada pada serial pertamanya seperti hilang atau kurang, namun fokus serial pada character-driven story disini menjadi aspek terkuat dalam serial kedua Squid Game ini.
Disisi lain, terdapat beberapa hal yang juga menjadi perhatian. Untuk sebuah serial yang secara visual menunjukkan variasi visual game yang menarik, baru, dan berhasil menyajikan kualitas visual seperti pada serial pertamanya, beberapa penonton jeli menemukan momen kameramen yang seharusnya tersembunyi, namun dapat terlihat dengan jelas di beberapa scene serial. Tidak hanya sekali, namun kesalahan ini dapat ditemukan beberapa kali, momen saat kru serial yang seharusnya tidak ikut difilmkan terlihat dalam scene, seolah cuplikan belum dipotong dari draf pengeditan. Untuk sebuah serial yang sudah mendapatkan hingga 3 serial di Netflix, tim di balik Squid Game kurang memperhatikan kesalahan kecil seperti ini.
Lalu secara pacing yang juga memiliki tempo yang aneh. Pada serial sebelumnya, kita diberikan waktu oleh serial ini untuk mendalami latar belakang tiap karakter. Inilah mengapa kita bisa mengetahui perjuangan dan kasih sayang dari Gi-Hun yang berusaha bertahan hidup, Sae-byeok seorang imigran, melihat Sangwoo depresi akan tekanan hidupnya, semua penghidupan diberikan cukup waktu untuk mengenal motivasi dan karakter lebih natural. Tetapi dalam Squid Game Season, terhalang dengan runtime show yang ceritanya semakin membesar, mereka berupaya masuk ke dalam cerita dan menjawab pertanyaan besar dari penonton, sehingga mereka kurang memperhatikan waktu personal yang diberikan untuk mengenal karakter lebih mendalam.
Terakhir, cukup ironi bahwa pada akhirnya, penonton juga melewatkan pesan terpenting dalam Squid Game. Direktor Squid Game ini sudah jelas memprioritaskan untuk memberikan cerita dan kisah peringatan tentang bahayanya judi. Semua game mematikan, desain game yang kesannya juga menegangkan ketika ditonton, semua itu hanyalah salah satu sarana untuk menyampaikan pesan seperti itu, bukan mengajak penonton untuk meniru atau mereplikasi permainan yang ada di dalam serial ini. Untuk pertama kalinya, media literasi penonton cukup kurang dalam menangkap pesan itu. Karena setelah Squid Game keluar, terdapat beberapa orang yang sepertinya mendorong untuk melakukan praktik ambigu ini, praktik kapitalis untuk melihat orang-orang berjuang mati-matian sementara kita cukup diam dan melihat saja. Di youtube cukup banyak yang mereplikasi permainan di dalam Squid Game, bahkan tim marketing terkadang mengadopsi hal seperti ini. Ini cukup menjadi ironi, mengingat praktik seperti inilah yang juga dikritik dalam serial Squid Game.
Penegasan ulang
Squid Game Season 2 berhasil menyajikan dan melanjutkan cerita yang ditetapkan dari season sebelumnya dengan berfokus pada penokohan karakter secara humanis dan beragam. Hal itulah yang menjadi kekuatan dalam Squid Game Season 2 ini. Namun disisi lain, terdapat beberapa scene yang sepertinya kurang dipoles secara visualisasi, alur dan flashback yang kurang berjalan mulus dan ironi penonton yang juga salah menangkap pesan yang ingin disampaikan dalam Squid Game. Secara keseluruhan serial ini menyajikan pandangan gamblang terkait judi dan ilusi permainan realita yang ditampilkan.
Link Google Docs:
https://docs.google.com/document/d/1WddUfUTB4k2kQfcMLpfh_CYYFAjo-ainbEs7wtXsuJo/edit?usp=sharing