Teks Kritik Film “Home of My Memories” Karya Kukari Animation Studio

Timothy Aaron Wibowo/34 dan Veyron Rafael Prasetyoso/35

Dalam sebuah karya, pasti terdapat beberapa tokoh, baik protagonis, antagonis, maupun tritagonis, yang membawa suatu nilai tersendiri dalam sebuah karya. Dalam hal ini, hubungan antarmanusia juga dilingkupi dengan nilai kekeluargaan. Seperti dalam film “Home of My Memories” yang mengisahkan dalamnya hubungan kekeluargaan merupakan sebuah karya yang mengisahkan cerita pendek tentang hubungan seorang cucu serta kakeknya. Cara produser dalam mengungkapkan nilai tersebut melalui pembawaan tema yang didukung dengan latar peristiwa dalam film tersebut, alur, serta sudut pandang yang digunakan dalam film tersebut disusun dengan baik, sehingga film tersebut mampu menyentuh hati.

Abrams (1976) secara umum membagi pendekatan sastra menjadi empat macam yaitu objektif, mimetik, pragmatik, dan ekspresif. Moch. Ricky Nova Rismansyah menambahkan pendekatan objektif memandang karya sebuah objek yang bersifat otonom. Artinya, karya sastra dapat berdiri sendiri tanpa melibatkan hal-hal yang berada di luar karya seperti politik, ekonomi, dan lain-lain. Oleh karena itu, fokus pendekatan objektif adalah karya itu sendiri.

Sinopsis Karya Home of My Memories

Seorang kakek di dalam bengkelnya selesai melukis rumah impiannya, lalu menunjukkan lukisan rumah impiannya ke cucunya dan cucunya menunjukkan beberapa batu kerikil yang ditaruh dalam sebuah kaleng. Setelah itu sang kakek memiliki sebuah rencana. Ia mengambil alat dan bahannya dan mulai membuat model dari rumah impiannya bersama dengan cucunya dan mengajarinya, selagi sang cucu mewarnai jendela pada rumahnya. Tiba-tiba sang kakek mengalami sebuah gejala penyakit sehingga perlu dibawa sang cucu keluar bengkel, tetapi setelah keluar dari bengkelnya, bengkelnya tertinggal dan tidak dipakai selama beberapa hari. Sang cucu kembali ke bengkel kakeknya dan setelah melihat model rumah impian kakeknya yang belum selesai dan lukisan rumah impian kakeknya, ia mulai menyelesaikan model rumah impian kakeknya dan menyelesaikannya. Ia merasa senang sebab ia dapat menyelesaikan model rumah impian kakeknya dan videonya berakhir dengan sang kakek berada di rumah impiannya.

Film tersebut mengusung tema kekeluargaan yang menjelaskan hubungan mendalam antara seorang kakek dengan cucunya melalui usaha dalam pembuatan model rumah impian kakeknya. Film tersebut memiliki alur maju dan mengambil bengkel dari kakek tersebut sebagai latar tempat dalam film tersebut. Sedangkan sudut pandang dalam film tersebut adalah sudut pandang ketiga yang menjelaskan sebuah cerita dari seorang kakek dan cucunya dan memposisikan para penonton sebagai orang yang menyaksikan cerita tersebut.

Sang kakek dalam film tersebut mempunyai watak yang teratur dan berimajinatif. Hal ini dapat dilihat dari bengkelnya yang berisi dengan tempat kanvas yang berarti bahwa sang kakek merupakan seorang seniman. Di bengkelnya juga terlihat semua alat-alat yang tertata secara teratur, baik di lemari maupun di papan yang berisi alat-alat. Sang cucu memiliki watak yang penasaran dan penyayang. Rasa penasaran ini terlihat dari cara berperilaku sang cucu, bagaimana ia mau mendengar dan tertarik tentang apa yang dilakukan kakeknya. Selain itu, sang cucu juga penasaran tentang cara memakai alat-alat tersebut dan mau belajar dari kakeknya. Pada film ini juga ditunjukkan bahwa sang cucu ini adalah seorang penyayang, terutama kepada kakeknya, sebab ketika ia masuk ke bengkel kakeknya untuk pertama kalinya, sang kakek terlihat terbiasa dengan perlakuannya. Hal ini menunjukkan bahwa sang cucu ini sering mengunjungi kakeknya dan menyayanginya.

Film tersebut memiliki amanat yang amat mendalam. Dari cerita yang disajikan dalam film tersebut, kita belajar bahwa selain menyayangi keluarga kita, kita juga harus mempunyai sesuatu untuk mengingatkan kita tentang teman atau keluarga kita yang meninggal. Hal ini ditunjukkan dalam bentuk model rumah impian sang kakek di cerita. Kita juga diajari bahwa walaupun terjadi suatu kejadian yang sangat buruk, kita harus tetap menyelesaikan apa yang sudah kita mulai dan tidak membiarkan kesedihan kita menghalangi kita untuk mencapai tujuan.

By Veyron

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *